Kuliner Yogya - Masakan Omah di Warung Bu Ageng


Wisata Kuliner #204
Warung Masakan Omah "BU AGENG"
Jl.Tirtodipuran No. 13 Yogyakarta
Telp: 0274-387191, 085329562888


Kangen masakan rumah? Coba deh ke Warung Masakan Omah Bu Ageng yang ada di Jl Tirtodipuran Jogja. Walaupun namanya warung, tapi Bu Ageng ini menempati rumah yang cukup asri dengan interior khas Jawa Kuno. Bu Ageng menyajikan masakan spesial yang berbeda setiap harinya, seperti ketika saya datang kesini, yang disarankan dicoba untuk dicicipi adalah Pangkal Lidah Goreng. Dari keterangan di buku menunya ditulis: Penjual bestik di Solo menyebut Pangkal Lidah Goreng ini dengan nama "elek-elekan", karena secara tampilan urat dan daging di pangkal lidah sapi ini memang elek alias jelek. Hihihi, memang tampilannya tidak meyakinkan sih. Biasanya ibu saya di rumah mengolah lidah sapi ini dengan digoreng basah, tapi di Bu Ageng ini pangkal lidah ini digoreng kering dengan bumbu yang yahud. Kalo dicolek dengan sambal bawang kayanya pas banget deh. Satu porsi Pangkal Lidah Goreng ini bisa dinikmati dengan harga Rp. 22.000,-


Yang direkomendasikan juga dari Warung Bu Ageng ini adalah Sayur Lodehnya. Kacang panjang, labu, nangka muda, tahu, daun melinjo, dan juga potongan pete hadir dalam kuah santan yang pekat nan gurih dengan semburat rasa pedas yang tertinggal di lidah. Emang cocok disebut masakan omah, lodeh yang disajikan disini memang bener-bener bikin kangen masakan ibu di rumah. Jarang ada rumah makan yang menyajikan lodeh dengan ramuan kuah seperti ini. Patoet dipoedjikan... Harga: Rp.7000.


Rebusan potongan daging ayam kampung dengan dibumbui ramuan khusus, kecap dan cabe yang kemudian digoreng, maka hadirlah satu porsi Ayam Nylekit. Ayam yang dipotong-potong yang rasanya menggigit alias nylekit, nylekit karena rasa pedesnya dan juga karena kenikmatan yang diberikan oleh menu yang satu ini. Harga: Rp.8000.

Buat dessertnya ada yang dahsyat nih: Bubur Duren Mlekoh. Dulu saya sering dibuatkan hidangan seperti ini oleh ibu saya, terutama di bulan puasa: santan dengan gula merah dengan isi potongan roti tawar. Sederhana tapi hidangan yang ngangeni. Nah, Bubur Duren Mlekoh mengobati rasa kangen saya akan hidangan itu, tapi bedanya terdapat aroma buah durian di dalam kuah santannya. Ya, buah durian ditambahkan dalam olahan santan dan gula merahnya. Juara! Harga: Rp. 9000.


Minumnya kalo yang mau anget-anget coba Jeruk Nipis Panas nya. Yang istimewa dari perasan jeruk nipis ini adalah gula yang digunakannya, menggunakan gula batu tradisional yang berwarna kuning. Walau penampilan gula ini tidak meyakinkan tapi rasa manis khasnya membuat Jeruk Nipis ini menjadi istimewa. Harga: Rp. 7000.


Nah, kalo mau seger-seger, cobain dua minuman seger ini: Es Cincau Hijau dan Es Kopyor Duren. Es Cincau Hijaunya pake gula merah, membuat rasa segernya lebih nyesss. Sementara Es Kopyor Duren merupakan minuman unik yang mengagumkan, serutan daging kopyor dipadu dengan aroma buah duren yang tidak menyengat. Pilihan paduan yang pas menghasilkan minuman segar yang sulit kita temukan di tempat lain. Es Cincau Hijau dapat kita tebus dengan harga Rp. 9000 sedangkan Es Kopyor Duren RP. 15.000.

Saya diajak ke tempat ini oleh seorang blogger senior dan juga peracik teh asal Solo, Pakdhe Blontankpoer. Dan dari beliau pula saya baru tahu bahwa ternyata Warung Bu Ageng ini punyanya sang budayawan kondang, Mas Butet Kertaradjasa, dengan dapur yang dikomandani langsung oleh istrinya. Pantes, selevel beliau pasti memiliki standar tinggi untuk setiap "hasil karya" yang dihasilkannya, termasuk tentu aneka menu omahan di warung ini. Masih banyak menu lain yang kayaknya harus banget dicoba, sebut saja lele njingkrung, baceman kambing, sotong gelap, terik daging, sidat bumbu kecap dan masih banyak lagi. Kayaknya harus berulang kali balik ke sini deh. Dan saya setuju dengan ucapan Mas Butet tentang makanan yang disajikan di Warung Bu Ageng ini, yang saya kutip dari jakartaglobe.com: "I guarantee you will like what we have here: If you don’t, there must be something wrong with your taste buds." Hahaha, can't more agree mas :)

Comments

  1. Lah ternyata Mas Butet itu pengusaha kuliner juga toh :D

    ReplyDelete
  2. Pulau Tidung: lha itu Mbah Butet memang pengusaha segala rupa, kok... :)

    ReplyDelete
  3. woalah warungnya mas butet ini tahh *baru tau* =))

    ReplyDelete
  4. wah, mas butet seniman favorit saya....harus mampir ke warungnya nih

    mampir ke blog saya http://marketvalue77.blogspot.com

    ReplyDelete
  5. Saya mau pulang kampung mei ini, sudah saya catat mau makam di sini ... Hemmmm....udh g sabar

    ReplyDelete
  6. Pak, maaf. Saya mencuri foto anda untuk seforum Indonesia: http://forum.indahnesia.com/topic/8249/2/uit_eten_in_indonesi.php#197721 pakai bahasa Belanda. Saya link ke website Bapak, dua kali. Kalau harus di hilangkan, tolong kasih tahu secepatnay.

    Salam dari Yogya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silakan pak Hans, justru saya senang infonya bisa di share ke lebih banyak orang dan yang penting link-nya tetap tercantum. Sukses terus pak

      Delete

Post a Comment