Perjalanan saya ke Singkawang diajak oleh Direktorat Pemberdayaan Telematika, Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) untuk mengisi ceramah tentang IT dalam rangka Pembukaan Community Access Point (CAP) bantuan dari Depkominfo yang diberikan kepada Forum Rembug Tionghoa Indonesia (Fortindo). Tapi saya tidak akan membahas acaranya, tapi makanan yang disajikan. Di Singkawang, pertama-tama saya disuguhi makanan khas daerah itu yaitu Cah Pakis Hutan. Pakis hutan ini sangat enak, renyah seperti batang kangkung tetapi tidak alot sama sekali. Walau hanya dengan bumbu seperti cah kangkung biasa, saya tidak bisa menahan diri untuk tidak kembali ke meja prasmanan dan menuangkan kembali sayur ini ke piring saya. Konon, Pakis Hutan ini diambil langsung dari hutan dan tidak dibudidayakan. Pernah ada yang mencoba membudidayakan tetapi tidak berhasil.
Dalam perjalanan Singkawang menuju Pontianak, saya bersama tim diajak untuk mampir untuk mencicipi makanan khas daerah itu yang disebut Pengkang. Menyerupai lemper, tetapi bentuknya segitiga, dijepit oleh bambu dan dimasak dengan cara dibakar. Berbeda dengan lemper, pengkang tidak memiliki daging ayam didalamnya tapi ada beberapa ebi (udang kecil) yang menempel di dalam ketannya. Rasanya sebenarnya biasa saja, bahkan menurut saya lebih enak lemper buatan kakak saya di Bandung :) Tapi ketika makan disana, kita ditawari sambel kerang untuk cocolannya. Nah ini yang mengangkat point dari makanan ini, sambal kerang bumbu kacang ini yang membuat rasanya menjadi "mantaabbb" (seperti yang juga saya utarakan ketika diwawancara tim Good News - Trans TV yang kebetulan hadir bersamaan waktunya dengan saya di tempat itu, lumayan masuk TV... :). Ada yang nonton gak ya???).